Usia seringkali jadi salah satu faktor penentu target pasar dari suatu bisnis. Dengan mengetahui usia calon konsumen, kamu bisa menentukan strategi pemasaran seperti apa yang cocok. Seiring perkembangan zaman, banyak pebisnis yang mengincar kaum milenial karena gaya hidup mereka yang cenderung konsumtif. Tidak heran bila kini generasi tersebut kemudian mendominasi database konsumen.
Kalau kamu mengincar kaum milenial sebagai target pasar bisnis, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Di antaranya, seperti apa kaum milenial itu dan bagaimana karakter mereka serta apa strategi pemasaran yang dapat menarik minat mereka. Jadi, sebelum kampanye pemasaran dimulai, tak ada salahnya kamu lebih mengenal tentang generasi ini, karena dengan pemahaman yang mendalam, kamu jadi bisa tahu strategi marketing seperti apa yang sebaiknya digunakan untuk menggaet generasi tersebut.
Sekilas tentang Kaum atau Generasi Milenial
Apakah kamu pernah mendengar istilah generasi X, generasi Y, dan generasi Z? Dari tiga istilah generasi tersebut, kira-kira apa yang membedakan ketiganya? Lalu apa hubungannya tiga generasi itu dengan kaum milenial?
Klasifikasi di atas dibagi berdasarkan tahun lahir. Generasi X adalah mereka yang lahir antara tahun 1961-1980, generasi Y antara tahun 1981-1994, dan generasi Z antara tahun 1995-2010. Generasi milenial sendiri adalah nama lain dari generasi Y. Lantas bagaimanakah karakteristik generasi Y atau generasi milenial? Apa yang membuat mereka menjadi target pasar yang potensial bagi berbagai bisnis yang ada saat ini?
Karakteristik Generasi Milenial yang Perlu Dipahami
Generasi milenial atau generasi Y lahir di tengah perkembangan teknologi yang pesat. Keberadaan teknologi seperti komputer, gadget, dan video games berkembang pesat di rentang waktu generasi ini. Kombinasi teknologi dan Internet memudahkan mereka mendapatkan informasi yang diinginkan. Karena itulah, mereka begitu cepat mengetahui informasi terhangat apa yang sedang viral di dunia maya.
Kaum milenial juga memiliki karakter yang visioner, kreatif, dan haus ilmu pengetahuan. Generasi ini menganggap pendidikan sebagai hal yang penting sehingga mereka pun mampu menghadirkan ide-ide inovatif dan menguasai IPTEK dengan baik. Mereka pun cenderung ambisius dalam dunia karir. Sifat ambisius tersebut ditambah dengan jiwa entrepreneur atau wirausaha yang tinggi. Tak heran kalau generasi milenial banyak yang bekerja kantoran sekaligus membuka usaha sendiri.
Pekerjaan memang menjadi hal penting. Tapi, hal tersebut tak lepas dari gaya hidup mereka yang cenderung konsumtif. Banyak yang bekerja keras agar mampu memenuhi gaya hidup mereka. Jika pekerjaan yang tengah digeluti tak mampu memenuhi gaya hidup mereka, maka mereka pun tak akan segan untuk berhenti dan memilih pekerjaan yang lebih menjanjikan.
Bicara tentang gaya hidup dan sifat konsumtif kaum milenial, kebanyakan dari mereka rela menghabiskan uang untuk membeli gadget keluaran baru, jalan-jalan sekaligus berwisata kuliner, serta membeli kendaraan yang dapat memudahkan mobilitas. Namun, mereka juga menyadari pentingnya stabilitas dan menabung. Jadi, di balik gaya hidup mereka yang cenderung konsumtif, mereka juga pintar menyimpan sebagian pemasukan mereka untuk masa depan, seperti membeli properti sendiri atau membangun usaha.
Generasi Milenial Target Pasar yang Potensial
Terdapat beberapa alasan mengapa generasi milenial menjadi target pasar yang potensial bagi para pebisnis. Di antaranya:
Konsumtif
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kaum milenial memiliki gaya hidup yang cenderung konsumtif. Mereka tidak segan-segan untuk membeli barang yang tengah populer saat ini. Mereka juga menjadikan berwisata sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Dengan gaya hidup yang cenderung konsumtif, tidak heran bila mereka menjadi target pasar yang menjanjikan bagi pebisnis di sektor apapun.
Pengguna Media Sosial Aktif
Generasi milenial jadi saksi perkembangan media sosial hingga jadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hal ini tentu perlu dimanfaatkan oleh pebisnis, khususnya bagi mereka yang menjalankan strategi marketing menggunakan media sosial. Milenial tidak hanya membangun koneksi di dunia nyata, tapi juga di dunia maya. Mereka menilai pentingnya untuk terhubung dengan orang lain bahkan dengan brand yang mereka percaya.
Mudah Terpengaruh
Sebelum membuat keputusan, generasi milenial lebih sering mencari informasi sebanyak-banyaknya. Mereka menggunakan media sosial dan Internet untuk membaca ulasan tentang produk atau jasa serta mengakses berbagai konten yang relevan dengan apa yang mereka butuhkan, karena mudahnya mendapatkan konten ulasan tentang suatu bisnis, mereka pun akan mencari informasi sebanyak-banyaknya sebelum memutuskan sesuatu. Informasi tersebut nantinya akan mudah mempengaruhi mereka, karena mudah terpengaruh, tidak heran bila generasi ini menjadi target pasar yang potensial.
Menyukai Kemajuan Teknologi
Generasi milenial memang akrab dengan kemajuan teknologi. Mereka juga menyukai berbagai kemudahan yang ditawarkan teknologi. Oleh karena itu, mereka cenderung lebih mudah menerima hal-hal yang berbasis teknologi dan digitalisasi, termasuk strategi pemasaran. Mereka akan lebih cepat merespon kalau kamu menggunakan pendekatan digital dibanding tradisional. Kecenderungan ini tentu saja sesuai dengan tren pemasaran masa kini yang mengandalkan teknologi dan digitalisasi.
Beberapa alasan di atas mengungkap mengapa generasi milenial merupakan generasi yang potensial untuk perkembangan bisnis. Selama strategi pemasaran yang digunakan dapat menarik perhatian mereka, kamu selalu punya kesempatan untuk meraih kepercayaan mereka.
Strategi Pemasaran Jitu untuk Memikat Milenial
Dengan menargetkan kaum milenial, sebuah bisnis bisa memiliki peluang berkembangan yang menjanjikan. Namun, untuk menarik perhatian mereka, kamu butuh strategi pemasaran yang tepat dan efektif. Apa saja strategi tersebut?
Citra Brand yang Positif
Dikenal sebagai generasi yang melek teknologi, kaum milenial dengan mudah mencari tahu informasi apapun, termasuk citra suatu brand. Mereka akan mempercayai brand yang memiliki ulasan positif. Untuk itu, mereka tidak akan segan-segan membaca berbagai ulasan dan konten sebelum mereka membuat keputusan. Jadi, pastikan kamu punya reputasi bisnis yang baik bila ingin memikat mereka.
Segmentasi Pasar
Meskipun tergolong dalam satu generasi, bukan berarti kaum milenial memiliki selera yang serupa. Belum lagi rentan usia yang berbeda-beda menjadikan selera tiap orang dalam generasi ini berbeda pula. Makanya, segmentasi pasar tetap perlu dilakukan. Cari tahu apa yang mereka suka dan buatlah konten yang sesuai dengan preferensi mereka. Preferensi di sini bisa berupa kelompok sosial mereka. Misalnya, buat segmentasi kaum milenial berdasarkan hobi dan profesi lalu buat konten yang sesuai. Pastikan juga kontennya mendidik, menginspirasi, sekaligus menghibur mereka.
Soft Selling
Generasi milenial memiliki pemikiran yang kritis dan analitis terhadap berbagai hal, termasuk iklan suatu produk. Kalau kamu membuat promosi yang cenderung tidak masuk akal atau memaksa mereka untuk melakukan sesuatu, mereka tidak akan merespon terhadap hal tersebut. Mereka lebih senang membuat keputusan mereka sendiri dan cenderung menghindari strategi marketing yang bersifat hard selling yang cenderung memaksa. Untuk itu, kamu bisa menggunakan strategi soft selling.
Melalui strategi ini, kamu bisa meyakinkan mereka tentang keunggulan dari apa yang kamu jual tanpa terkesan memaksa. Strategi soft selling juga memiliki sisi edukatif, artinya strategi ini tidak melulu berfokus pada bisnis dan produk saja, melainkan tentang target pasar dan apa yang mereka butuhkan.
Libatkan Influencer
Salah satu karakteristik generasi milenial adalah mudah dipengaruhi. Oleh karena itu, melibatkan influencer bisa menjadi strategi pemasaran jitu untuk menggaet mereka. Mengingat keahlian influencer dalam mempromosikan suatu produk serta jumlah pengikut yang banyak di media sosial, tidak salah bila kamu bekerjasama dengan para influencer. Saat ada promosi tertentu pun kamu bisa melibatkan mereka.
Tetapi, pastikan dulu influencer tersebut relevan dengan bisnis kamu, punya reputasi yang baik serta follower yang aktif berinteraksi dengan mereka. Influencer tersebut juga harus tahu bagaimana cara mempengaruhi kaum milenial untuk mempercayai brand kamu tanpa melibatkan hard selling.
Personalisasi dan Responsif
Kaum milenial lebih menyukai strategi pemasaran yang personal. Sesuaikan strategi bisnis kamu dengan apa yang menjadi preferensi mereka. Ketahui apa yang mereka inginkan dan bagaimana bisnis kamu bisa membantu menyelesaikan masalah mereka. Selain personalisasi, mereka juga mengharapkan kamu untuk responsif saat mereka membutuhkan informasi.
Generasi ini menuntut kamu untuk siap sedia kapanpun mereka butuhkan. Kalau kamu tidak segera memberikan respon, mereka tidak akan segan untuk berpindah ke bisnis lain yang lebih responsif. Jadi, pastikan untuk menyediakan layanan konsumen terbaik dan responsif. Buat juga komunitas online khusus untuk lebih mendekatkan bisnis kamu pada generasi ini.
Manfaatkan Sistem Cashless
Sistem transaksi cashless atau online sudah menjadi bagian dari gaya hidup generasi milenial. Mereka menganggap sistem ini sebagai sistem pembayaran yang praktis dibandingkan dengan sistem tunai. Gunakan sistem cashless jika ingin menarik minat kaum milenial.
Generasi milenial merupakan generasi yang akrab dengan kemajuan teknologi. Bahkan, sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Banyak aktivitas dan pekerjaan generasi milenial saat ini menggunakan dukungan teknologi, termasuk dalam dunia bisnis, baik pebisnis dan konsumen. Seperti yang sudah dibahas di atas, salah satu contohnya adalah dalam hal sistem pembayaran.
Seiring dengan munculnya masyarakat cashless, banyak sistem pembayaran sudah tidak menggunakan uang tunai, melainkan pembayaran non-tunai. Hal ini bisa kamu liat dengan maraknya penggunaan uang digital atau aplikasi dompet digital di mana kamu bisa melakukan pembayaran menggunakan smartphone. Hal ini terbukti memberikan banyak keuntungan buat pebisnis dan juga konsumen karena lebih memudahkan dan mempercepat proses transaksi.
Konsumen tidak lagi harus repot-repot membawa uang tunai yang banyak di dompet, selain itu keamanan pun lebih terjamin, dan pembayaran jadi lebih cepat. Bagi pebisnis sendiri, pembayaran digital juga lebih praktis dan pencatatan transaksi jadi lebih akurat dengan tingkat kesalahan yang sedikit.
Nah, buat kamu yang punya bisnis dan ingin memiliki sistem pembayaran digital yang lebih memudahkan, kamu bisa mengandalkan aplikasi kasir online dari Pawoon yang akan membantu proses transaksi bisnis kamu jadi lebih cepat, praktis dan mudah. Fitur pembayaran digital dari Pawoon memberikan pilihan metode pembayaran melalui GoPay, OVO, LinkAja dan DANA.
Selain itu, Pawoon juga menawarkan fitur yang dapat mengembangkan bisnis, seperti laporan penjualan, manajemen stok, manajemen pelanggan atau CRM. Pawoon juga mudah dioperasikan dengan proses set up yang membutuhkan waktu beberapa menit saja. Aplikasi ini pun tidak memerlukan Internet sehingga operasional bisnis tetap berjalan tanpa hambatan apapun. Yuk, daftar segera melalui website Pawoon!