Tips Jitu Tingkatkan Conversion Rate di Website Agar Bisnis Lebih Untung

Nov 11, 2022Tips and Trick

Conversion Rate merupakan parameter atau alat ukur keberhasilan proses digital marketing. Dengan begitu, conversion rate dapat membuat pengunjung website melakukan Call to Action (CTA) pada website bisnis Anda.

Jumlah conversion rate dapat dihitung melalui jumlah pengunjung yang mengunjungi website Anda. Misalnya, terdapat 100 orang yang mengunjungi website Anda, namun hanya 40 orang yang melakukan transaksi, maka jumlah conversion rate yang didapatkan sebesar 40%. 

Dengan begitu, conversion rate menjadi salah satu komponen penting dalam menjalankan sebuah bisnis. Pasalnya, conversion rate menjadi matriks penentu kesuksesan bisnis.

Lantas bagaimana cara meningkatkan conversion rate agar lebih optimal? Untuk mengetahui jawabannya, simak artikel berikut ini!

 

conversion rate

 

Baca Juga: Conversion Rate: Pengertian, Manfaat, dan Cara Menghitungnya  

 

Langkah Tepat Tingkatkan Conversion Rate

Dilansir dari VWO, terdapat beberapa kerangka kerja pengoptimalan conversion rate yang secara efektif dapat membantu bisnis Anda dalam merencanakan dan menjalankan campaigns. Secara sederhana, proses pengoptimalan conversion rate terbagi atas 5 fase, berikut penjelasannya!

A. Fase Research – Identifikasi Area Perbaikan

Pada tahapan pertama, Anda akan memasuki fase penelitian atau yang disebut juga dengan research phase. Pada tahapan ini, terdapat beberapa langkah yang bisa Anda lakukan. Langkah pertama, Anda harus memahami aktivitas user dengan menggunakan pengumpulan data secara kuantitatif 

Pengumpulan data secara kuantitatif bisa Anda lakukan dengan menganalisa apa yang dilakukan user ketika mengunjungi website Anda dan mengetahui bagaimana sebuah website dapat mengetahui kebiasaan user ketika mengunjungi website Anda. Langkah kedua, Anda bisa memahami kebiasaan user dengan menggunakan metode kualitatif.

Adapun elemen dalam memahami kebiasaan user menggunakan metode kualitatif yaitu dengan menerapkan prinsip persuasi dan customer behavior. Dalam hal ini, terdapat dua cara utama untuk mempelajari customer behavior, yaitu dengan melakukan tes dan wawancara langsung serta memahami studi kasus dan mengikuti panduan perilaku user.

Pengumpulan data yang didapatkan melalui metode kualitatif dan kuantitatif menggunakan beberapa tools, seperti Google Analytics, Customer Surveys, tes usability, wawancara user, Net Promoter Score (NPS), Heatmaps, Click Maps, dan Scroll Maps

 

B. Fase Hypothesis – Bangun Hipotesis yang Aktual

Dengan menggunakan informasi yang dikumpulkan dalam fase penelitian, Anda sekarang dapat menyusun hipotesis Anda. Pada intinya, hipotesis adalah penjelasan yang diajukan tentang penelitian Anda yang biasanya terdiri dari 3 bagian, diantaranya sebuah perubahan tertentu, efek tertentu, dan sebuah alasan tertentu.

Selain itu, cara terbaik untuk melangkah tahap ini adalah dengan menjalankan tes yang sebenarnya dengan membuat sebuah hipotesis, mengemukakan hipotesis yang telah dibuat, serta memutuskan cara tepat dalam mengubah halaman website mu.

Dalam hal ini, terdapat dua cara dalam mengoptimalkan conversion rate, yaitu dengan menguji halaman yang sama sekali berbeda atau mengubah satu atau beberapa elemen dari halaman website yang ada.

 

C. Fase Prioritization – Tetapkan Metode Pengoptimalan

Berikut beberapa poin yang dapat membantu Anda menerapkan fase prioritization menggunakan kerangka kerja yang dirumuskan oleh Chris Goward di WiderFunnel!

  • Potential

Mengidentifikasi halaman website yang memiliki kinerja paling buruk namun apabila diperbaharui bisa melakukan peningkatan yang pesat.

 

  • Importance

Persempit halaman yang ingin diperbaharui dengan memilih halaman yang memiliki traffic paling banyak.

 

  • Ease

Tidak semua halaman website dapat dioptimalkan dengan mudah, misalnya homepage website e-commerce yang memiliki proses pengoptimalan yang rumit. Oleh sebab itu, ada baiknya Anda memilih sebuah halaman website yang paling mudah hingga ke website yang paling rumit untuk dioptimalkan.

 

D. Fase Testing – A/B, Split, or Multivariasi?

Sebelum menjalankan sebuah tes untuk mengoptimalkan conversion rate, ada baiknya Anda harus memahami signifikansi statistik dan peran pentingnya, durasi yang dibutuhkan dalam menjalankan sebuah tes, hingga jenis tes yang akan digunakan. 

 

conversion rate

 

Baca Juga: 8+ Marketing Tools Untuk Tingkatkan Proses Pemasaran  

 

E. Fase Learning – Analisis Hasil A/B Testing

Fase ini merupakan tahapan terakhir yang harus dilakukan dalam pengoptimalan conversion rate. Walaupun fase ini merupakan tahap terakhir, Anda juga harus tetap menutup loop CRO yang dijalankan serta mencatat informasi baru yang didapatkan melalui hasil tes yang telah dijalankan sebagai bahan evaluasi. 

Berdasarkan testing yang dijalankan untuk CRO, terdapat dua kemungkinan hasil yang akan didapatkan, yaitu ketika test yang Anda jalankan berhasil mengoptimalkan CRO atau sebaliknya.

Apabila tes yang Anda jalankan berhasil, hasil tes yang telah dijalankan dapat didiskusikan kepada tim untuk melakukan perubahan, menganalisis hasil tes yang didapatkan untuk melihat peluang lebih lanjut, dan menggunakan hasil tes ini untuk mendorong upaya pengoptimalan lebih lanjut. 

Namun apabila tes yang Anda jalankan gagal, Anda bisa menganalisa kembali tes tersebut dan mengecek hipotesis yang telah dibuat, mempelajari dan memahami hasil tes yang didapatkan, memvalidasi data penelitian yang didapatkan dengan semua alat pengumpulan data yang digunakan, mempelajari semua studi kasus yang relevan, mengubah hipotesis, hingga melakukan analisa ulang. 

 

Kesimpulan

Conversion rate adalah merupakan sebuah alat ukur keberhasilan penerapan digital marketing sebuah bisnis. Dengan mengoptimalkan conversion rate, bisnis Anda dapat melacak seberapa efektif campaigns yang Anda jalankan dan juga dapat meningkatkan keuntungan pemasaran.

Oleh sebab itu, penting bagi para pelaku usaha untuk mengoptimalkan conversion rate yang dimiliki. Namun, dalam penerapannya, terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan, seperti melakukan testing dengan menggunakan beberapa metode untuk mengumpulkan data sebagai bahan evaluasi.

Apabila conversion rate berhasil dioptimalkan, modal yang Anda keluarkan untuk menyebarkan online campaign untuk proses pemasaran dapat kembali dua kali lipat atau bahkan lebih. 

conversion rate

 

Baca Juga: 7+ Rekomendasi Software Terbaik Untuk Marketing Automation  

 

Selain itu, penggunaan Aplikasi Kasir Online Pawoon POS Indonesia juga dapat membantu usaha Anda menjadi lebih sukses. Pawoon menawarkan beberapa fitur unggulan, seperti Aplikasi Kasir, Laporan & Analisis, Manajemen Operasional, dan juga beragam Integrasi yang dapat membuat Bisnis kamu jadi lebih mudah untuk dikelola.

Dengan pengelolaan bisnis secara online, para pebisnis atau pelaku usaha dapat menjalankan bisnis mereka kapan saja dan dimana saja yang tentunya lebih efisien. Hal telah terbukti dengan 230.000 UMKM Indonesia telah menggunakan Pawoon dalam meningkatkan bisnis mereka.

Menarik bukan? Nah tunggu apalagi? Kunjungi website kami untuk mendapatkan demo secara gratis dan rasakan kesempatan mengelola bisnis dalam satu aplikasi.

 

Daftar Sekarang!

 

https://www.youtube.com/watch?v=xzPPdah6ZU8

Upcoming Event

Ikuti event-event yang sangat bermanfaat buat kamu.

LIHAT SEMUA EVENT

Related Article

WhatsApp chat